Arif Kirdiat, Relawan Pembangun Jembatan di Pedalaman Banten


Arif Kirdiat merupakan salah satu sosok putra Indonesia yang cukup membanggakan dan cukup menginspirasi. Latar belakang pendidikan yang tak sesuai tidak menjadi halangan bagi pria yang satu ini untuk terus membantu sesamanya. Nah berikut merupakan cerita inspirasi dari Arif Kirdiat, salah satu relawan yang membangun jembatan penghubung di pedalaman Banten. 

Telah Melaksanakan Gagasan Revolusi Mental dalam Wujud Sosial yang Nyata


Lama sebelum presiden Joko Widodo melakukan kampanye mengenai gagasan revolusi mental, ternyata pria asal Banten yang memiliki nama lengkap Muhammad Arif Kirdiat ini sudah melaksanakan gagasan tersebut dalam wujud karya nyata sosial yang berupa pembangunan dan perbaikan berbagai jembatan yang berada di wilayah Banten dan pelosok Indonesia lainnya. 

Bahkan hingga saat ini hasil kerja nyata Arif Kirdiat ini tak hanya dilakukan di berbagai pelosok Banten saja, namun juga sudah hampir menjangkau seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Hal ini dapat dikatakan sebagai wujud gagasan revolusi mental karena pembangunan jembatan itu Arif lakukan tanpa bantuan pemerintah melainkan menggunakan dana sendiri dan dana swasta.

Hatinya Mulai Tergugah Saat Melihat Kondisi Anak-Anak yang Memprihatinkan


Awal mula Arif terjun ke aktivitas sosial bermula saat melihat anak-anak di pedalaman Banten dalam kondisi yang memprihatinkan. Hatinya mulai tergugah saat melihat anak-anak harus mempertaruhkan nyawanya untuk datang ke sekolah demi mencapai cita-cita. Arif tak ingin anak-anak tersebut harus melepaskan mimpinya hanya karena terhambat oleh sarana dan prasarana. 

Arif Kirdiat, Relawan Pembangun Jembatan di Pedalaman Banten

Melihat kondisi tersebut hati Arif menjadi tergugah dan bangkit untuk mengubah situasi yang memprihatinkan tersebut. Langkah awal yang dilakukan oleh Arif adalah dengan mendatangi kantor DPRD dan mengajukan permohonan untuk melakukan perbaikan pada jembatan tersebut. Namun sayangnya pemerintan setempat tak menggubris permintaan Arif tersebut. 

Pemerintan Setempat Menganggap Hal Tersebut Bukanlah Prioritas


Saat mengajukan permohonan untuk perbaikan jembatan di pelosok Banten, Arif mendapat penolakan dengan alasan jika hal tersebut bukanlah prioritas. Meski demikian hal ini tak menghentikan langkah dan semangat Arif, dirinya terus bergerak untuk bisa membangun jembatan tersebut. Sebab percuma saja jika memohon kepada pemerintah setempat untuk membangunnya.

Langkah selanjutnya yang dilakukan Arif adalah mengajak teman-temannya mencari dana bantuan untuk membangun jembatan tersebut. Arif mulai mengumpulkan relawan kampung dan membentuk organisasi sosial yang bertujuan untuk mencari dana. Ternyata aksi ini mendapat respon yang cukup banyak. Bahkan banyak orang luar Banten yang tergugah untuk menyumbang. 

Memiliki Cita-Cita Membangun 100 Jembatan untuk Bangsa Ini


Setelah sukses membangun jembatan di daerah tersebut, ternyata langkah Arif tak berhenti hanya di situ saja. Arif berinisiatif menelusuri daerah lain dan melakukan perbaikan terhadap jembatan yang sudah tak layak pakai bersama dengan masyarakat sekitar. Aksi sosial yang dilakukan oleh Muhammad Arif Kirdiat ini ternyata mendapat banyak dukungan dari masyarakat Indonesia. 
 
Bahkan hingga saat ini Arif bersama dengan teman-temannya dan relawan kampung sudah bisa membangun 37 jembatan. Bahkan aksi sosial yang satu ini akan terus dijalankan. Arif Kirdiat bersama relawan kampung lainnya memiliki cita-cita untuk membangun 100 jembatan untuk bangsa ini. Tindakan sosial seperti ini tentunya patut untuk diapresiasi. 

Itulah revolusi mental yang sudah Muhammad Arif Kirdiat lakukan dalam bentuk nyata yang berupa pembangunan dan perbaikan jembatan di seluruh pelosok Indonesia. Kegiatan seperti ini tentunya layak diapresiasi dan semoga semakin banyak orang yang memiliki jiwa sosial seperti ini. Tak heran jika Arif layak mendapatkan anugerah berlipat berkah asuransi wakaf dari Allianz.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Arif Kirdiat, Relawan Pembangun Jembatan di Pedalaman Banten"

Post a Comment